Kamis, 16 Desember 2010

MITOS SEDUDO

Dibalik Mitos Air Terjun Sedudo
Nganjuk
Kaya rempah-rempah, Bisa jadi
Obat Awet Muda
Banyak yang menyakini jika air
terjun Sedudo mampumembuat
awet muda siapa saja yang mandi
disana. Ada apa dibalik mitos itu?
Jika kita mendengar wisata air
terjun Sedudo yangterletak di
Desa Ngliman Kec Sawahan, akan
selalumuncul dibenak kita jika air
terjun ini mempunyaibanyak
khasiat, salah satunya adalah
menjadi obat awetmuda. Hal ini
banyak diyakini masyarakat
sekitar, jugamasyarakat diluar
Nganjuk. Terbukti jika wisata
airterjun ini tak pernah sepi dari
pengunjung. Baik yanghanya
sekedar ingin menikmati
pemandangannnya yangindah,
ataumemang sengaja ingin
membuktikan mitos yangbanyak
berkembang itu.Namun tak
banyak yang tahu apa yang
menyebabkan airterjun yang
berada di Kab Nganjuk bagian
selatan itumempunyai mitos
seperti ini. Kalangan sejarah
menilai,mitos ini berdasar atas
sejarah terbentuknya airterjun itu
dan kajian ilmiah.Harimintadji,
salah satu tokoh sejarah di
Nganjukmengungkapkan ada
sejarah dan perkiraan secara
ilmiahtentang mitos itu. Dari
tinjauan sejarah, saat itu airterjun
Sedudo dibuat oleh salah satu
tokoh wargasekitar bernama
Sanak Pogalan. Ia merupakan
petanitebu yang harus menelan
kecewa dari peenguasa jamanitu.
Karena kekecewaannya inilah, ia
kemudian menjadipertama
disekitar sumber air terjun
Sedudo. Dalamtapanya, ia berniat
untuk menenggelamkan Kota
Nganjuk dengan membuat
sumber air yang sangat besar.
’’Dia bersumpah untuk
menggelamkan desanya itu.
Dandibuatlah sumber air yang
sangat besar, ’’ tuturHarmintadji,
yang pernah menjabat sebagai
Wedoro KabNganjuk itu.Karena
kesucian Sanak Pogalan inilah,
sebagian wargameyakini jika
sumber air terjun Sedudo,
mengandungbeberapa khasiat,
salah satunya menjadi obat awet
muda.
’’ Menurut sejarhnya begitu,’’
tambahHarmintadji. Selain
tentang sejarah, ia juga menduga
jika secarailmiah khasiat obat
awet muda dari air terjun
Sedudoini bisa diraba.
Menurutnya, pada jaman kerajan
dulu, ada tokoh bernama Resi
Curigonoto yang sengaja
mengasingkan diri di atas lokasi
air terjun.
Dalam pengasingannya itu, Resi
Curigonoto berniat untuk
menjadikan hutan itu sebagai
kebun rempah-rempah. Karena
menganggap jika tanah hutan,
bisa menjadi mediayang sangat
bagus untuk mengembangkan
rempah-rempahyang saat itu
menjadi kebutuhan pokok
masyarakat. Resi Curigonoto
lantas meminta Raja Kerajaan
Kediri untukmengirim rempah-
rempah ke tempat
pengasingannya itu. Namun, tak
begitu jauh dari tujuannya, tiba-
tibagerobak-gerobak yang
mengangkut rempah-renpah
iiterguling diantara sumber air
terjun Sedudo. ’’Lalurempah-
rempah ini tumbuh subur hingga
memenuhi hutanyang menjadi
tempat sumber air terjun
Sedudo, ’’tambahnya.Sehingga,
lanjut pria yang menjadi pegawai
negerisipil (PNS) sejak tahun
1964 itu, air yang mengalir keair
terjun Sedudo banyak
mengandung rempah-rempah
itu. ’’Secara otomatis, rempah-
rempah ini mampu menjadiobat
yang multi khasiat, salah satunya
adalah memmbuatwajah tampak
bersih. Sehingga kelihatan awet
muda, ’’katanya.Mitos ini juga
sdijunjung tinggi oleh Pemkab
Nganjuksendiri. Buktinya, setiap
bulan Syuro, Pemkab
Nganjukmenggelar ritual
‘ Siraman’. Dimana akan
banyakmasyarakat Nganjuk yang
mandi bersama di lokasi wisataair
terjun ini. ’’Memang budaya
siraman ini menjadi agenda
tahunanPemkab Nganjuk. Selain
untuk menarik wisatawan,
jugauntuk melestarikan budaya
yang sudah ada ratusan
tahunsilam itu, Obyek wisata
alam dan mempunyai Daya Tarik
Wisatawan dari luar
daerah.selamat rekreasi di
nganjuk kidul sawahan

Kamis, 09 Desember 2010

NGANJUK kota angin

Nganjuk adalah sebuah kota kecil
di propinsi Jawa Timur,seiring
bertambahnya usia,kota ini
mengalami banyak
kemajuan ,dengan diraihnya piala
Adipura sebagai predikat kota
terbersih sebagai bukti prestasi
kota ini.Pada tahun ini Nganjuk
semakin menunjukkan
existensinya dengan pemecahan
rekor MURI,antara lain Pawai
obor dengan peserta
terbanyak,Pagelaran Tari Mongde
khas Nganjuk dengan peserta
2009 anak,Pertunjukan wayang
kulit dengan 20 dalang di 20
kecamatan secara
bersamaan,replika bawang merah
dan mengiris bawang merah
dengan peserta terbanyak.
Disebut sebagai kota angin,karena
pada bulan-bulan sekitar Juli
sampai September tiap tahun,jika
Anda berada di kota ini akan
merasakan kencangnya tiupan
angin yang berlangsung hampir
tiap hari,ada kalanya angin
berhenti bertiup satu dua
hari.Inilah ciri khas dari kota ini.
Sebagai suatu pusat pemerintahan
kabupaten Nganjuk,tentulah disini
dijumpai gedung-gedung kantor
pemerintah,ada juga alun-
alun,masjid Jami’,stasiun kereta
api,terminal bis,sarana
olahraga,pertokoan dan tempat
wisata.Jalan utama kota ini adalah
Jalan A.Yani,jalan yang
membentang dari arah utara
sampai selatan dipenuhi dengan
toko-toko,gedung
bank,warung,mini market,rumah
penduduk dan pasar.Pusat
pertokoan dulu terkonsentrasi di
jalan ini,sekarang menyebar di
jalan Dr.Sutomo,jalan.Diponegoro
jalan Yos Sudarso,jalan Veteran
dan jalan A.R Shaleh.
Tempat wisata berada tidak jauh
dari alun-alun Nganjuk,yaitu
Taman Anjuk Ladang di sisi
Stadiun olahraga Ploso.Di taman
ini ,Anda bisa melihat beberapa
jenis hewan,berenang di kolam
renang yang tersedia,naik kuda
dan kereta kelinci,putra-putri
yang Anda ajak juga dapat
bermain dengan menggunakan
fasilitas permainan yang
menarik.Bila Anda ingin sekadar
beristirahat melepas lelah,Anda
bisa datang di alun-alun Nganjuk
yang berada tepat di depan kantor
Pemkab Nganjuk dan juga datang
ke Gedung Juang 45 di jaln
Dr.Sutomo serta di Gedung
Wanita Nganjuk juga di sekitar
stadion Ploso.
Bagaimana dengan kuliner khas
kota Nganjuk,yang pasti Nasi
Pecel dan becek sejenis gulai
kambing.Pada malam hari di
sepanjang jalan A.Yani,Anda akan
banyak menjumpai penjual nasi
pecel,silahkan Anda berhenti
sejenak dan duduk menikmati
khasnya nasi pecel
Nganjuk,terutama sambalnya pasti
lain dengan nasi pecel dari daerah
lainnya.Becek,makanan khas yang
lainnya berada di jalan Dr.Sutomo
dekat perempatan.
Ayo kunjungi kota Nganjuk,yang
pasti Anda bisa menikmati
kenyamanan suasana yang
lain,alternative tempat istirahat
Anda jika Anda dalam perjalanan
jauh melewati wilayah ini.Ingin
memiliki rumah dan berinvestasi
di kota ini,terbuka kesempatan
bagi Anda untuk memajukan kota
Nganjuk ini.

Senin, 06 Desember 2010

ALMUBAROK /KANJENG JIMAT

LAPORAN PENELITIAN
TENTANG MASJID YONI AL-
MUBAROK DAN MAKAM
KANJENG JIMAT DIDESA
BERBEK KABUPATEN NGANJUK
- Makam Kanjeng Jimat
Secara geografis makam kanjeng
jimat berada di desa kacangan
atau letak makam menjadi satu
komplek dengan masjid al-
Mubarok. Makam kanjeng jimat
ada pada posisi 6 dari timur.
Secara fisik, panjang kicijingan
makam berukuran 2,60 m, lebar
0,90 m, dan tinggi 0,50 m serta
tinggi nisan 0,95 m. diutara
makam terdapat payung tingkat 2.
pada bagian selatan kijingan
terdapat prasasti memakai huruf
Arab, namun menggunakan bahasa
Jawa yang berbunyi “Punikao
Pasarean Kanjeng Ratu
Toemenggung Sosro Kusumo”.
Selain itu makam ditutup dengan
kelambu putih dan kuning dengan
diberi kerangka dari kayu jati
yang berukuran tinggi 2 m dan
panjang 3,40m.
Bagi sebagian masyarakat Nganjuk
kedudukan kanjeng jimat
mempunyai arti tersendiri. Beliau
orang yang dianggap paling
berjasa terhadap keberadaan
Nganjuk selanjutnya.
Makam kanjeng jimat tak pernah
sepi dari peziarah, baik siang
maupun malam hari. Yang
melakukan ziarah, tidak hanya
berasal dari Nganjuk, tetapi juga
ada yang berasal dari Kediri,
Tulung agung, Blitar, Bojonegro,
Malang, Madiun, Jombang dan
Surabaya.
Kanjeng Jimat adalah seorang
bupati ke-5 dikadipaten berbek
dan sebagai bupati pertama di
kabupaten Nganjuk. Kanjeng jimat
sesuai data dokumen “Surabaya
Post” yang dijelaskan pada tahun
1930, adalah putra menantu
sultan Agung Mataram yang
sangat gigih dalam menentang
penjajah Belanda
Prasasti Pada Makam Ki Ageng
Jimat
A. Salinan
B. Alih Tulisan
· Allah
· Muhammad
· Ghain, Ra, Nun, Alif
· Lailaha Illa Allah
C. Terjemah
· Allah
· Muhammad
· Ghain, Ra, Nun, Alif (1000, 200,
50, 1 = 1251 Hijrah)
· Tiada Tuhan Selain Allah
D. Komentar
· Kalimat Lailaha Illa Allahu,
menunjukkan bahwa orang yang
meninggal beragama Islam. Tahun
meninggalnya ialah 1251 hijrah
atau 1763 tahun Jawa. Angka
yang digunakan adalah angka
abjad Arab yaitu ghain, ro, nun,
alif (1000, 500, 200, 1=1251 H)
- Masjid Yoni al-Mubarok
Sejarah
Masjid Yoni al-Mubarok
merupakan peninggalan kanjeng
jimat. Masjid tersebit dibangun
pada masa pemerintahannya,
ketika ia menjabat sebagai bupati
pertama dikabupaten Nganjuk. Ia
merupakan menantu dari sultan
agAgung Mataram. Arsitektur
masjid cukup variatif dikarenakan
adanya interaksi dengan pedagang
asing sehingga terjadi akulturasi
kebudayaan di berbagai unsur,
seperti warna masjid yang hampir
mirip dengan peribadatan orang-
orang Tiongkok, bentuk mimbar
yang cenderung mengikuti model
timur tengah.
Meskipun al-Mubarok dilakukan
pemugaran, akan tetapi tidak
untuk mengganti bagian-bagian
yang penting (bagian interior
masjid masih asli). Pemugaran itu
hanya terjadi pada eksterior
masjid seperti liwan, serambi,
gapura, dan tempat wudhu.
Masjid yang didirikan pada masa
pemerintahan kanjeng jimat
sebagai bupati pertama Kabupaten
Nganjuk disebut dengan masjid
yoni al-Mubarok, yang berasal
dari bencet yoni yang berada
didepan masjid, merupakan
peninggalan kepercayaan hindu.
Diatas bencet yoni dulu terdapat
patung perempuan yang sedang
kencing, sehingga harus dibuang.
Konon menurut keterangan,
bahwa patung tersebut merupakan
patung dewa dalam kepercayaan
Hindu yang bernama Dewi Durga,
istri Dewa Syiwa yang disembah
sebagai dewi kesuburan. Lambang
tersebut sangat kental
dimasyarakat yang dahulunya
penganut agama Hindu, kemudian
ketika beralih ke agama Islam
bangunan itu dirubah menjadi
masjid sehingga disebut masjid
Yoni al-Mubarok, yang kemudian
hari disebut masjid al-Mubarok
saja. Namun masyarakat
mengenalnya dengan sebutan
masjid wali.
Ornamentasi pada masjid Yoni al-
Mubarok dengan kerangka dari
kayu jati yang berwarna coklat tua
memperlihatkan arsitektural
kebudayaan kuno dan jika dilihat
secara mendalam akan diketahui
kebudayaan yang khas Jawa-
Hindu pada masa peralihan Islam.
Dinding Masjid berasal dari batu
bata merah asli yang disusun dan
berwarna putih serta di atas
dinding terdapat pelipat-pelipit
berwarna merah berbentuk mirip
seperti pelipat pada candi (hasil
kebudayaan Hindu). Balok pada
pintu terdapat ukiran lung-lingan
berwarna putih perak dan dikedua
sudut bagian atas dihias dengan
bunga ceplok yang di tengahnya
berwarna putih.
Nama Masjid yoni al-Mubarok
sendiri berasal dari situs
peninggalan hindu berupa sebuah
yoni yang kemudian difungsikan
sebagai penunjuk waktu sholat
dengan digantinya patung
perempuan yang sedang kencing
dengan besi lurus sebagai
penunjuk waktu.
Bahan yang di gunakan dalam
pembangunan masjid berbeda
dengan bahan yang dipakai oleh
masjid modern. Bahan yang
digunakan berasal dari kayu jati
asli yang di cat warna coklat tua,
sehingga tahan lama dan kelihatan
bagus.
Dinding masjid dari batu bata asli
yang di susun dan diberi warna
putih yang diatasnya terdapat
pelipat berwarna merah sama
dengan yang ada di candi, ini
membuktikan adanya akulturasi
dari kebudayaan hindu. Dinding
hanya berfungsi penutup bagian
dari luar, bukan sebagai
penyangga. Pada dinding terdapat
ventilasi yang juga berfungsi
sebagai hiasan. Bahan yang di
gunakan dari kayu jati asli serta
diukir menonjol. Ventilasinya ada
yang berbentuk persegi dan
geomitris. Hiasan pada ventilasi
berwarna dasar merah dan
kuning.
Dalam Masjid yoni al-Mubarok ada
3 buah pintu, tetapi pintu yang
asli yang merupakan peninggalan
kanjeng jimat sendiri ada 1 buah
yaitu di tengah, yang kemudian
dalam pemugaran ditambahkan
lagi 2 pintu. Balok pada pintu
terdapat ukir-ukiran berwarna
perak dan pintu berwarna kuning.
Di serambi masjid terdapat bedug
yang berasal dari kayu jati.
Penyangga beduk berasal dari
kayu jati asli pula dengan warna
coklat tua. Badan beduk berwarna
kunung, yang berfungsi sebagai
tanda tiba waktu sholat.
Sementara di bagian atap Masjid
yoni al-Mubarok seperti halnya
pada masjid lainnya berbentuk
tumpang, dengan tiga tingkatan
yang mempunyai arti kurang lebih
jika manusia mati meninggalkan
tiga perkara yaitu ilmu yang
bermanfaat, amal jariyah dan anak
yang sholeh.
Dalam tinjauan arkeologi, Masjid
yoni al-Mubarok merupakan bukti
adanya islamisasi di Nganjuk sejak
abad XII dan XII M. bangunan
masjid Yoni al-Mubarok di
berbek , Nganjuk merupakan salah
satu dari peninggalan Islam di
bumi Kadiri abad XII sampai XVII
M.
- Tulisan (Prasasti) dan Hiasan
Tulisan yang ada merupakan bukti
adanya akulturasi kebudayaan
hindu dengan kebudayaan Islam.
Dalam masjid terdapat
ornamentasi dan tulisan sebagai
dekorasi yang unik dan terpadu.
Ornamentasi pada masjid Yoni al-
Mubarok dengan kerangka dari
kayu jati yang berwarna coklat tua
memperlihatkan arsitektural
kebudayaan kuno dan jika dilihat
secara mendalam akan diketahui
kebudayaan yang khas Jawa-
Hindu pada masa peralihan Islam.
1. Prasasti pada beduk
ü Salinan
ü Alih tulisan
- Ghain, Dzal, Nun.
- Zai, 1750
ü Terjemah
· Aksara ghain = 1000, dzal =
700, nun = 50
· Aksara zai = 7 (tujuh sebagai
bulan Rajab dalam bulan Islam
Jawa), 1750
ü Komentar
· Angka abjad Arab digunakan
bersama dengan angka Arab.
Angka Arab yang perlu diketahui
adalah angka lima dan nol. Angka
lima (Arab) berbentuk seperti
huruf B terbalik ( ) dan angka nol
Arab adalah berbentuk nol latin
(0), bukan titik satu (.).
· Catatan waktu menggunakan
penanggalan Jawa Islam. Tahun
1750 adalah tahun Jawa Islam,
bukan tahun saka. Tahun saka
berlaku di Jawa pada masa
kerajaan hindu. Setelah Islam
masuk, penanggalan hijriyah mulai
di gunakan. Selanjutnya secara
resmi pada tahun 1555 saka
diganti dengan tahun Jawa Islam
dengan sistem penanggalan Jawa .
penganut hindu-budha tetp
melanjutkan penanggalan sampai
sekarang. Tahun 1750 Jawa
bertepatan dengan tahun 1744
saka atau 1822 Masehi dan
bertepatan dengan 1238 H.
2. Prasasti Pada Penyangga
Bedug
ü Salinan
ü Alih tulisan
Puniko Pelajer Bedug Ing Tuyo
Mirah Sinengkalan Ratu Pandito
Roso Tunggal
ü Terjemah
Ini Pelajer Bedug di tuyo Mirah
dengan menunjukkan tahun
candra sengkala
Ratu = 1 Pandito = 7 Roso = 6
(?) Tunggal = 1 atau 1764 Jawa
islam
ü Komentar
Penanggalan candra sengkala ini
menunjukkan tahun pembuatan.
Namun arti kata “rasa” itu
memnunjukan angka berapa?
Setelah di cek di buku :The
History Of Java” karya Raffles,
kata rasa tidak ditemukan untuk
itu penghitungan cukup diberi
angka 6 sebagai angka yang dapat
dipertanggung jawabkan sesuai
dengan peninggalan prasasti
lainnya.
3. Prasasti Pada Dinding Depan,
Liwan Masjid Al-Mubarok
ü Salinan
ü Alih tulisan
· Puniko masjide zamane kanjeng
rahadian tumenggung sosro
kusumo sinengkalan lena rasa
pandito iko
ü Terjemah
Iini adalah masjid zaman kanjeng
raden tumenggung sosro kusumo
dengan tahun candra sengkala :
lena rasa pandito iko
ü Komentar
Lena = 3,
rasa = 6,
pandito =7,
iko = 1,
artinya masjid ini di gunakan oleh
Raden Tumenggung Sosro
Kusumo pada tahun 1762
bertepatan dengan tahun 1847 M.
Prasasti pada pintu
Pada pintu masjid terdapat
prasasti
ü Salinan
ü Alih tulisan
1745
Hijrah
Rasulillah
Ghain, Ra’, Lam, Ha’
ü Terjemah
1745 tahun Jawa Islam
Tahun hijrah
Dari Rasulillah
Ghain (1000), Ra’ (200), lam
(30), ha (5) = 1235 Hijrah
ü Komentar
Angka tahun pembuatan pintu
menunjuk tahun 1745 Jawa
bertepatan dengan 1235 H.
perhitungan ini mungkin kurang
tepat. Selisih antara tahun Jawa
dan hijrah selisih 512 (1555
Saka- 1043 Hijrah sebagai
permulaan perhitungan Jawa ).
Tahun 1745 mestinya bertepatan
dengan 1745-512 = 1233.
v Hiasan
Dinding Masjid berasal dari batu
bata merah asli yang disusun dan
berwarna putih serta di atas
dinding terdapat pelipat-pelipit
berwarna merah berbentuk mirip
seperti pelipat pada candi (hasil
kebudayaan Hindu). Balok pada
pintu terdapat ukiran lung-lingan
berwarna putih perak dan di
kedua sudut bagian atas di hias
dengan bunga ceplok yang
ditengahnya berwarna putih.
Di serambi masjid terdapat bedug
yang berasal dari kayu jati.
Penyangga beduk berasal dari
kayu jati asli pula dengan warna
coklat tua. Badan beduk berwarna
kuning, dimana terdapat hiasan
berbentuk kala makara.
Mimbar pada masjid bergaya
timur tengah, karena bagian
depan terbuka , dengan undag-
undag berjumlah tiga.
Bahan yang digunakan dalam
mimbar sama dengan yang lainnya
dari kayu jati asli. Hiasan ukir-
ukiran yang menonjol dengan
warna dasar merah dipadu dengan
warna kuning, cukup unik dan has
sehingga terlihat megah.
Mustaka terletak di puncak
berujung dan berfungsi utama
untuk menutup atap berujung agar
tidak bocor, kemudian fungsi
lainnya sebagai hiasan eksterior.
Bentuk hiasan tersebut berupa
dedaunan bunga ceplok serta
binatang yang kelihatan ramai dan
indah. Dipuncak mustaka di hias
dengan sula, pemasangannya
dengan menancapkan besi ke
tengah puncak mustaka yang
diatasnya terdapat sula.
Mustaka dan seluruh hiasan
berwarna putih, tampak artistik
dan natural. Hiasan tersebut
tampak sekali bukan arsitektur
Islam, akan tetapi milik
kepercayaan orang hindu.
Sehingga jika dikaji lebih jauh
arsitektur masjid Yoni al-Mubarok
akan ditemukan unsur-unsur
asing, termasuk didalamnya
kebudayaan hindu Jawa dan Islam
yang merupakan bentuk akulturasi
kebudayaan dan sikap toleransi
Islam terhadap kebudayaan lain.

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM

Selamat Tahun Baru Islam 1432H: Kartu Ucapan Baru
Sekedar catatan kecil,
melanjutkan tulisan sebelumnya
tentang kartu ucapan selamat
tahun baru islam, kini koleksi
Alhabib telah bertambah dengan
beberapa desain baru. Insyaallah,
tanggal 7 Desember 2010 ini,
tahun baru hijriyah 1431 akan
menyapa kita kaum muslimin.
Tahun masehi juga akan
merayakan pergantian tahun
baru 2010 sekitar dua minggu
kemudian. Untuk itu, mungkin ini
saatnya kita saling mengingatkan
dan mengambil hikmah
pergantian waktu ini untuk
meningkatkan silaturahim, tegur
sapa serta berbagi doa antar
kaum muslim. Koleksi kartu
ucapan islami di situs utama
Alhabib telah diperbarui dengan 4
kartu baru bertema sulur dan
cahaya. Di dalamnya juga
dituliskan kalimat-kalimat
berhikmah untuk saling
mengingatkan dan meningkatkan
keimanan.

Sabtu, 04 Desember 2010

WEWELING KI AGENG NGLIMAN

Wewaler Ki Ageng Ngliman
Legenda dalam tulisan ini
didasarkan pada sejarah yang
benar-benar terjadi,lanjutan dari
buku Mistei mukso " MAHAPATIH
GAJAH MADA", memungut sisa-
sisa peninggalan yang ada,
mengkaitkan dengan beberapa
tempat yang sarat dengan tradisi
seperti mandi bersama di Sedudo,
asal usul nama Kuncir dan
Ngliman sebagai desa perdikan
Kasogatan dan lain-lain, yang
terjadi karena perjalanan seorang
tokoh karismatik zaman Mojopahit
yang gambaran wajahnya telah
dimanipulasi dari gambar wajah
yang tidak pernah ada
peninggalannya, kemudian
direkayasa sehingga muncul suatu
gambar wajah tembem yang sama
sekali menyimpang dari
kebenaran, dan anehnya hal itu
telah diyakini sebagai yang benar
atau bahkan menyalahkan
pendapat yang mengajak
meluruskannya. Jika demikian
yang terjadi, maka sebenarnya
seluruh bangsa ini telah terjebak
oleh sebuah penyesatan sejarah
bangsanya sendiri.
Buku yang terujud karena hasil
kerjasama dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata
Daerah Kabupaten Nganjuk ini,
bertujuan ingin mengungkap latar
belakang misteri dibalik tokoh
yang dimakamkan di Ngliman,
mengapa sang tokoh dalam buku
ini membuat wewaler untuk
menutup jatidirinya, dan mengapa
pula Ngliman menjadi salah satu
Desa yang bebas dari pemungutan
pajak sejak sekitar tahun 1357
hingga sekitar tahun
1961-1971an, serta mengapa
Paramasukhopuro (candi makam
Hayam Wuruk) berada di salah
satu candi Tajum di Ngetos.
Semoga informasi yang amat
sederhana ini membawa manfaat
bagi para pembaca yang budiman.
Amin .

KI AGENG NGALIMAN DALAM SEJARAH...by ngatas angin

KI AGENG NGALIMAN DALAM
SEJARAH
Berdirinya sebuah negara atau
daerah termasuk Nganjuk yang
dikenal sebagai Bumi Anjuk
Ladang, tentu tidak terlepas dari
sejarah perjuangan masa lampau,
para leluhur, atau nenek moyang
yang telah babad alas, hingga
tumbuh dan berkembang seperti
sekarang ini.
Pada saat para wisatawan yang
akan menikmati indahnya air
terjun Sedudo, di dekat pintu
gerbang obyek wisata akan
menjumpai lokasi makam yang
disebut makam Ki Ageng
Ngaliman. Bagaimana sejarhnya ?.
Berdasarkan data dan informasi
yang direkam oleh Tim
Penelusuran Sejarah Ngaliman
yang melibatkan berbagai nara
sumber baik yang berada di
daerah Ngliman antara lain Mbah
Iro Karto (sesepuh masyarakat),
Drs. Sumarsono (Kades Ngliman),
Parmo (Mantan Kades Ngliman) ,
Suprapto (mantan Kades Sidorejo)
, Imam Syafi ’i (Juru Kunci
Makam), Sumarno (Kamituwo),
Sarni (Jogoboyo) maupun nara
sumber yang berada diluar daerah
Ngliman antara lain Kyai Ahmad
Suyuti (Ngetos), KH. Qolyubi
(Keringan), KH. Moh. Huseini
Ilyas (Karang Kedawang ,
Trowulan Mojokerto). KH. Moh.
Huseini Ilyas ini merupakan salah
satu keturanan Ki Ageng Ngaliman
Gedong Kulon, maka tersusunlah
tulisan seperti di bawah ini.
Di Desa Ngliman terdapat dua
makam yang sama-sama disebut
Ki Ageng Ngaliman. Akan tetapi
guna membedakan kedua makam
tersebut maka digunakan
sebutan :
a. Makam Gedong Kulon ;
b. Makam Gedong Wetan.
Ki Ageng Ngaliman Gedong Kulon
Ki Ageng Ngaliman dimakamkan
di Desa Ngliman Kecamatan
Sawahan + 50 Meter sebelah
selatan Balai Desa Ngliman. Beliau
dimakamkan bersama-sama
dengan para sahabat dan
pengikutnya. Dalam satu
kompleks bangunan makam
tersebut terdapat enam makam
antara lain :
a. Ki Ageng Ngaliman ;
b. Pengeran Pati ;
c. Pangeran Kembang Sore ;
d. Pangeran Tejo Kusumo ;
e. Pangeran Blumbang Segoro ;
f. Pangeran Sumendhi.
Menurut nara sumber dari
Ngliman bahwa di pintu depan
Makam Ki Ageng Ngaliman
terdapat gambar bintang, kinjeng,
ketonggeng, burung dan bunga
teratai. Gambar-gambar tersebut
kemungkinan menunjukkan
makna tersendiri, namun sampai
saat ini penulis belum bisa
mengungkapkannya.
Ki Ageng Ngaliman berasal dari
Solo Jawa Tengah. Ketika
Surakarta digempur oleh Belanda,
maka oleh Nur Ngaliman yang
pada waktu itu menjabat sebagai
Senopati Keraton Surakarta
dengan sebutan Senopati
Suroyudo, Keraton Surakarta
dikocor secara melingkar dengan
air kendi. Akibat dari tindakan
tersebut kendaraan pasukan
Belanda luluh, waktu masuk
keraton seperti masuk sarang
angkrang, akhirnya beliau ditemui
oleh Nabi Khidir agar menemui
sanak saudaranya yang ada di
Karang Kedawang Trowulan
Mojokerto.
Ki Ageng Ngaliman masih
keturunan Arab dan mempunyai
anak sebanyak 21 orang.
Keterangan ini diperoleh dari
salah satu keturunan Ki Ageng
Ngaliman yang bernama KH.
Huseini Ilyas. Perang di Solo
tersebut melibatkan kaum Cina
yang dikenal dengan sebutan
Perang Gianti pada sekitar tahun +
1720 M. (sumber : KH. Qolyubi).
SILSILAH KI AGENG NGALIMAN
menurut KH. Huseini Ilyas adalah
RONGGOWARSITO ----- NUR
FATAH ----- NUR IBRAHIM -----
SYEH YASIN SURAKARTA -----
NUR NGALIMAN/ SENOPATI
SUROYUDO ----- MUSYIAH -----
I L Y A S ----- KH. HUSEINI
ILYAS (TROWULAN
MOJOKERTO)
Perjalanan Hidupnya KH. Qolyubi
tokoh ulama asal Kelurahan
Mangundikaran itu berpendapat
bahwa aktifitas yang dilakukan Ki
Ageng Ngaliman adalah untuk
mempersiapkan perjuangan
melawan Belanda dengan
diadakan pelatihan fisik dan
mental yang bertempat di
Padepokan yang sampai saat ini
disebut Sedepok, dan di Sedudo
yang letaknya di Puncak Gunung
Wilis. Perjuangan tersebut
ditujukan guna memerangi
Pemerintah Belanda yang sedang
ikut mengendalikan pemerintahan
di Kasultanan Surakarta.
Dasar pemikiran yang
melatarbelakangi hijrahnya Ki
Ageng Ngaliman dari Solo ke
Nganjuk adalah karena Nganjuk
merupakan wilayah Kasultanan
Mataram sehingga juga berguna
untuk menghindari kecurigaan
maka Ki Ageng Ngaliman melatih
prajuritnya menetap di daerah
Nganjuk yang merupakan wilayah
kasultanan Mataram. Sehingga
terjadilah kepercayaan bahwa
siapa saja yang menyebut nama
Kyai Ageng Ngaliman akan mati
dimakan binatang buas sebab
memang beliau dirahasiakan
namanya agar supaya tidak
diketahui oleh Kasultanan Solo.
Dalam perjalanan waktu menurut
cerita bahwa desa Kuncir asal
usulnya dari murid Ki Ageng
Ngaliman yang meninggal dalam
perjalanan di tempat tersebut, dia
adalah seorang cina yang waktu
itu cina memakai rambut yang
dikuncir/dikepang sehingga
tempat meninggalnya murid Ki
Ageng Ngaliman tersebut di sebut
Desa Kuncir.
Dari uraian tersebut diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Ki
Ageng Ngaliman merupakan
seorang Kyai yang mempunyai
keahlian nggembleng ulah
kanuragan keprajuritan. Bagi
masyarakat Ngliman, karomah
yang dirasakan sampai saat ini
adanya ketentraman dan
kedamaian dalam kehidupannya.
Mengingat Ki Ageng Ngaliman
yang mempunyai keahlian
neggembleng ulah kanuragan
keprajuritan maka banyak pusaka
yang ditinggalkannya. Ki Ageng
Ngaliman masih mempunyai
peninggalan berupa tanah di
depan Masjid Ngaliman sehingga
oleh perangkat dusun waktu itu
tanah tersebut dibangun sebuah
tempat yang disebut dengan
Gedong Pusaka dan peninggalan
pusakanya Ki Ageng Ngaliman di
tempatkan di Gedong pusaka
tersebut. Sebenarnya pusaka Ki
Ageng Ngaliman cukup banyak
tetapi ada yang dicuri orang
sehingga yang ada di Gedong
Pusaka saat ini hanya ada
beberapa pusaka.
Berdasarkan nara sumber dari
Ngliman bahwa yang berada dan
disimpan digedong pusoko antara
lain :
a. Kyai Srabat ; (Hilang tahun
1976)
b. Nyai Endel ; (Hilang tahun
1976)
c. Kyai Berjonggopati; (Hilang
tahun 1949 saat klas Belanda
kedua)
d. Kyai Trisula ; (Hilang tahun
1949 saat klas Belanda kedua)
e. Kyai Kembar
f. Dalam bentuk Wayang antara
lain : Eyang Bondan, Eyang Bethik,
Eyang Jokotruno, Kyai Panji, dan
Nyai Dukun
g. Kamar 1 buah
h. Kotak Wayang Kayu 1 buah
i. Terbang
j. Almari tempat pusaka 2 buah
k. Tempat Plandean Tumbak
Pada bulan Suro diadakan jamasan
pusaka Ki Ageng Ngaliman dan
dikirap mengelilingi Desa
Ngliman.
Air terjun yang ada di Ngliman
sebenarnya banyak sekali antara
lain : Sedudo, Segenting, Banyu
Iber, Banyu Cagak, Banyu Selawe,
Toyo Merto, Tirto Binayat, Banyu
Pahit, Selanjar dan Singokromo.
Sedangkan yang mudah dan bisa
dikunjungi adalah Sedudo dan
Singokromo. Sedangkan yang
lainnya seperti Banyu Cagak,
Banyu Selawe, Banyu Iber hanya
bisa dikunjungi dengan jalan
setapak. Adapun air yang paling
besar adalah Air terjun Banyu
Cagak. Menurut pendapat dari
Bapak Sarni (Jogoboyo Ngliman)
bahwa untuk pengembangan
Wisata perlu dibangun kolam
renang di Ganter dan dibuatkan
perkemahan.
Ki Ageng Ngaliman Gedong
Wetan
Makam Ki Ageng Ngaliman
Gedong Wetan terletak di Desa
Ngliman + 100 M ke arah timur
dari Kantor Desa Ngliman.
Mbah Iro Karto maupun KH.
Qolyubi berpendapat bahwa Ki
Ageng Ngaliman Gedong Wetan
adalah keturunan dari Gresik.
Menurut sejarah telah disepakati
bahwa setiap pengangkatan Sultan
yang dinobatkan terutama dari
keturunan Demak harus mendapat
restu dari keturunan Giri Gresik.
Hal ini disebabkan karena sewaktu
kerajaan Majapahit runtuh, oleh
wali 9 yang diangkat menjadi
Sultan adalah Kanjeng Sunan Giri.
Setelah 100 hari setengah
riwayatnya 40 hari, kesultanan
dihadiahkan kepada Raden Patah.
Hal ini untuk menghindari citra
bahwa Raden Patah merebut
kekuasaan dari ayahnya sendiri.
Dengan demikian setiap
pergantian Sultan Demak yang
menobatkan adalah keturunan
Kanjeng Sunan Giri. Setelah
kasultanan Pajang runtuh, Sultan
Hadiwijoyo pindah ke Mataram.
Dengan kejadian ini terjadi silang
pendapat didalam keluarga Giri.
Diantara keluarga yang tidak
setuju dan kalah suara menyingkir
ke Ngliman dan menyebarkan
agama Islam di Ngliman yang
kemudian dimakamkan di Ngliman
Gedong Wetan, Karena beliau
lebih cenderung pada keturunan
Demak Asli.
Kemudian kepergian beliau
ditelusuri oleh orang Demak asli
bernama Dewi Kalimah yang
kemudian meninggal dan
dimakamkan di Kebon Agung.
Rentang waktu antara Ngaliman
Gedong Wetan dengan Ngaliman
Gedong Kulon terpaut waktu
antara + 200 tahunan. Lebih tua
Gedong Wetan. Setelah Ngaliman
Gedong Wetan meninggal,
keluarganya diboyong ke Kudus.
Demikian hasil penelusuran
sumber sejarah mengenai riwayat
Ki Ageng Ngaliman yang
dihimpun dari berbagai nara
sumber mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi pengembangan
obyek wisata religius. Dasar
pemikiran yang sangat sederhana
ini mudah-mudahan ada gayung
bersambut dari pihak-pihak
terkait guna pengkajian yang lebih
mendalam.
Dari uraian tersebut diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
1. Beliau yang dimakamkan di
Ngaliman Gedong Kuolon berasal
dari Solo Jawa Tengah dan masih
keturunan Arab dan merupakan
Senopati Perang Keraton Solo
yang bernama Senopati Suroyudo.
Perpindahan tersebut terjadi pada
saat pergolakan Perang Gianti
sekitar abad 17.
2. Ki Ageng Ngaliman Gedong
Kulon adalah Kyai yang ahli dalam
hal penggemblengan ilmu
kanuragan. Ini bisa di buktikan
bahwa di Desa Ngaliman tidak ada
Pondok Pesantren namun yang
ada tempat peninggalan untuk
latih keprajuritan dan beberapa
pusaka.
3. Beliau yang dimakamkan di
Gedong Wetan berasal dari Gresik
Jawa Timur sekitar abad 15 saat
terjadi silang pendapat tentang
penentuan orang yang menjabat
sebagai raja di kerajaan Demak
Kirab Pusoko
Tempat atraksi wisata budaya
berupa Kirab Pusoko dipusatkan di
Gedung Pusoko Desa Ngliman
Kecamatan Sawahan. Acara Kirab
Pusoko digelar setiap bulan
Maulud (dikaitkan dengan Bulan
Kelahiran Nabi Muhamad, SAW),
pada acara Kirab Pusoko ini selain
acara yang sudah bersifat pakem,
diisi pula pemeran produk
unggulan penunjang dunia
kepariwisataan. Dengan demikian
nampak lebih semarak.
Kirab pusaka biasanya dimulai
sekitar pukul 09.00 itu berawal
dari Dukuhan Bruno berjalan
berarak-arakan menuju Gedung
Pusoko berjarak sekitar 2,5 km.
Saat itu pula warga di masing-
masing pedukuhan mengadakan
selamatan, dengan suguhan
jajanan pala kependem. Yaitu
seperti ketela, ubi, garut, kacang
tanah dan lain-lainnya.
Pusoko yang dikirab berjumlah
enam buah, sebagian banyak
berupa wayang kayu. Kecuali Kyai
Kembar yang berbentuk Cundrik
Lar Bangao. Keenam pusaka itu
ialah Kyai Bondan, Kyai Djoko
Truno, Kyai Bethik, Kyai Kembar,
dan Eyang Dukun serta Eyang
Pandji. Masyarakat sekitar
mempercayai bahwa pusaka-
pusaka itu banyak membawa tuah
diantaranya untuk keberhasilan
dunia pertanian dan juga berkah
kesehatan. Sebab, seperti
dituturkan oleh Sang Juru Kunci
Gedung Pusoko Ngalimin (65),
konon ceritanya dulu kala ketika
Desa Ngliman diserang wabah
penyakit termasuk tanaman
pertaniannya, Kyai Bondan dan
Kyai Djoko Truno keliling desa
dengan ditandai bunyi klintingan.
“ Karenanya, di daerah Ngliman
dan sekitarnya, walaupun bayi
dilarang mengenakan klinting ”
tambah mBah Ngalimin.
Acara ini tidak ada kaitannya
dengan agama., Bahkan, acara
seperti itu bisa saling melengkapi
kasanah budaya khususnya budaya
jawa. Oleh karenanya, kedepan
acara serupa bisa dikemas sebagai
sebuah atraksi wisata budaya yang
layak jual.

Rabu, 01 Desember 2010

ngatas angin rorokuning

NGATAS ANGIN Nganjuk Roro
Kuning
Negara indonesia adalah negara
yang sangat indah sekali. Itu
terbukti dengan adanya tempat-
tempat yang sangat indah.
Gunung, pantai, air terjun banyak
terdapat di indonesia. Dan itu
membuat Pemerintah daerah
untuk mengembangkannya
menjadi tempat wisata.
Salah satunya adalah Obyek
Wisata Roro kuning. Roro kuning
adalah tempat wisata yang berupa
air merambat yang sangat indah.
Roro kuning berada di desa
bajulan Kabupaten Nganjuk Jawa
timur. Banyak yang roro kuning
tawarkan bagi pengunjung. salah
satunya adalah air merambat.
Sebenarnya tidak terlalu tinggi sih
tapi dengan air yang jernih bisa
menjadi daya tarik tersendiri.
Tempat wisata itu di belah oleh
sebuah air sungai yang sangat
bagus. Batu-batu besar menghiasi
gemriciknya air. sungguh
pemandangan yang sangat
mengagumkan. tak jarang para
pengunjung yang mandi di sungai
itu.
Di samping itu Roro kuning juga
menawarkan obyek Peternakan
Rusa. Cukup banyak Rusa yang di
kembangkan disana. Pengunjung
bisa memberi makan dan
memegang rusa-rusa itu. Ini
sangat bagus untuk
memperkenalkan anak-anak kita
dengan bibatang rusa yang sudah
jarang kita temukan.
Kusus Untuk anak-anak ada
sebuah kolam renang yang sangat
luas sehingga putra putri kita bisa
berenang dengan bebas.
Dengan Bigroun Hutan yang
sangat indah menjadi
pemandangan selama melakukan
perjalanan menuju tempat wisata
Roro kuning. Akses jalannya pun
mudah di tempuh. Banyak
wisatawan lokal maupun Asing
yang singgah di Roro kuning …
Nikmatilah wisata alam Roro
kuning …
friendship is better than hostility

Followers

Popular entries

 

Copyright © 2009 by NGETOS

Template by Creative555 | Powered by Nazwa